Tak hanya Calon Jemaah Haji, pihak travel penyelenggara juga terkena dampaknya secara moral dan psikologis. Pemilik PT An Nur Kaltara Arafah, Nur Rahmat, mengaku terpukul dengan situasi ini.
"Saya gemetaran waktu para jemaah haji furoda tak bisa berangkat. Ini masalah ibadah, jadi pikiran saya bukan kerugian yang saya alami, tapi lebih pada beban moral. Terus terang situasi ini ngaruh ke mental," kata Nur Rahmat kepada TribunKaltara.com, Rabu (04/06/2025), siang.
Nur Rahmat menjelaskan PT An Nur Kaltara Arafah telah menyelesaikan seluruh pelunasan kebutuhan jemaah, mulai dari tiket, konsumsi, hingga hotel di Arab Saudi.
Tahun ini, PT An Nur Kaltara Arafah rencananya memberangkatkan 32 jemaah Haji Furoda, masing-masing dengan biaya sekira Rp340 juta.
Namun semua persiapan itu tak membuahkan hasil, lantaran visa Haji Furoda tak kunjung diterbitkan.
"Dari yang saya tahu, Pemerintah Arab Saudi sedang melakukan perbaikan sistem haji. Itu kebijakan negara sana, dan bukan hanya Indonesia yang visanya tak terbit. Banyak negara lain juga sama," ucapnya.
Berbeda dari sejumlah travel lain yang tetap memberangkatkan jemaah ke Jakarta dengan harapan visa akan keluar di menit-menit terakhir, PT An Nur Kaltara Arafah memilih untuk tidak mengambil risiko.
"Beruntung kami punya koneksi langsung ke Arab Saudi, jadi tidak perlu bertaruh seperti travel lain yang nekat," ujar Rahmat.
Namun, kekecewaan Rahmat memuncak saat mendengar bahwa sejumlah jemaah justru bisa berhaji menggunakan visa pekerja (Amil), bukan visa haji resmi.
"Kekecewaan kami bertumpuk setelah mendengar justru banyak jemaah haji dengan visa Amil bisa berangkat haji. Sedangkan visa Haji Furoda ditahan," tutur Nur Rahmat.
Rahmat mengungkapkan, para jemaah yang menggunakan visa Amil itu diberangkatkan secara diam-diam melalui berbagai jalur, seperti dari Medan, Batam, dan Riau, lalu diterbangkan ke negara ketiga seperti Singapura, Kuala Lumpur, hingga Istanbul.
"Tapi akibat keberangkatan menggunakan visa Amil, silakan lihat di pemberitaan. Ada yang ditangkap, ada yang dikembalikan lagi ke Jeddah. Miris jadinya," ungkapnya.
Kerugian akibat batalnya keberangkatan 32 jemaah ditaksir hampir Rp2 miliar. Rahmat sempat mengupayakan refund dari pihak hotel di Arab Saudi, namun gagal.
Sebagai bentuk tanggung jawab, PT An Nur Kaltara Arafah menawarkan dua opsi kepada para jemaah yakni pengembalian dana secara penuh atau dana dialihkan untuk keberangkatan haji tahun depan.
"Mereka memilih tetap ingin berangkat tahun depan. Jadi nanti akan saya upayakan beralih ke ONH Plus. Kami akan menghadap Kemenag untuk percepatan, semoga tahun depan bisa berangkat," ungkapnya.
Editor : Qurrota A'yun
Tags
news